Legenda William the Conqueror, juga dikenal sebagai William I dari Inggris, adalah tokoh penting dalam sejarah Inggris. Lahir sebagai William dari Normandia pada tahun 1028, ia kemudian menjadi penguasa Inggris setelah menaklukkan negara tersebut dalam Pertempuran Hastings pada tahun 1066. Penaklukannya membawa perubahan besar dalam struktur politik, sosial, dan budaya Inggris.
Kehidupan Awal
William lahir di Falaise, Normandia, sebagai putra tidak sah dari Robert I, Adipati Normandia, dan Herleva, seorang wanita dari kelas rendah. Meskipun statusnya sebagai anak haram, William diakui sebagai pewaris takhta Normandia setelah kematian ayahnya pada tahun 1035. Masa kecilnya dipenuhi dengan ancaman dan pemberontakan dari bangsawan Normandia yang meragukan legitimasinya.
Kebangkitan ke Kekuasaan
Dengan bantuan sekutu-sekutu setianya, William berhasil mengatasi tantangan-tantangan ini dan memperkuat posisinya sebagai Adipati Normandia. Ia membangun reputasi sebagai pemimpin militer yang tangguh dan administrator yang cakap. Pada tahun 1051, William mengunjungi Inggris dan diduga menerima janji dari Raja Edward yang Pengaku bahwa ia akan menjadi pewaris takhta Inggris.
Penaklukan Inggris
Ketika Raja Edward meninggal pada Januari 1066, Harold Godwinson dinyatakan sebagai raja oleh Witenagemot (majelis bangsawan Inggris). Merasa dirampas haknya, William mengumpulkan pasukan dan menyiapkan invasi ke Inggris. Pada 14 Oktober 1066, William menghadapi Harold dalam Pertempuran Hastings. Kemenangan William dalam pertempuran ini memastikan posisinya sebagai penguasa Inggris.
Pemerintahan dan Reformasi
Setelah menaklukkan Inggris, William memulai serangkaian reformasi untuk memperkuat kekuasaannya. Ia mendistribusikan tanah-tanah bangsawan Inggris kepada pengikut-pengikutnya dari Normandia, membangun sistem feodal yang lebih terstruktur. Domesday Book, sebuah survei tanah yang mendetail, disusun pada tahun 1086 untuk mengatur administrasi dan perpajakan.
William juga membangun banyak kastil, termasuk Menara London, untuk mengamankan kekuasaannya dan mempertahankan kendali atas wilayah-wilayah yang ditaklukkan. Reformasi gereja dilakukan untuk memastikan loyalitas uskup-uskup kepada mahkota, dan hukum-hukum Norman diperkenalkan untuk menggantikan sistem Anglo-Saxon.
Warisan dan Pengaruh
William meninggal pada 9 September 1087 akibat luka yang dideritanya dalam pengepungan kota Mantes di Prancis. Ia dimakamkan di Abbaye-aux-Hommes di Caen, Normandia. Warisannya sebagai penakluk dan reformator meninggalkan dampak yang mendalam pada Inggris.
Penaklukan Normandia membawa perubahan besar dalam bahasa, budaya, dan sistem pemerintahan Inggris. Bahasa Norman-Perancis menjadi bahasa elit dan hukum, sementara bahasa Inggris berkembang dengan menyerap banyak kata dari Norman-Perancis. Sistem feodal yang diperkenalkan William membentuk struktur sosial dan ekonomi Inggris selama berabad-abad.
William the Conqueror adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Inggris. Dari anak haram yang diabaikan menjadi adipati dan kemudian raja, ia menunjukkan keberanian, kecerdikan, dan keterampilan militer yang luar biasa. Penaklukannya pada tahun 1066 tidak hanya mengubah Inggris tetapi juga membentuk dasar bagi negara Inggris modern. Reformasi dan kebijakannya meninggalkan warisan yang terus dikenang dalam sejarah Inggris.